Galau, Marah, Stress, Frustasi dan Depresi adalah 5 teman akrabku 13 tahun silam. Tiada hari tanpa mereka di sisiku. Hanya orang tolol sepertikulah yang mau-maunya berkawan dengan 5 jahanam seperti mereka, kuulangi sekali lagi mereka adalah Galau, Marah, Stress, Frustasi dan Depresi.
Adalah wajar jika perasaan negativ menghinggapi seorang miskin iman dan minim ilmu sepertiku jika ditimpa masalah. 5 tahun bukanlah waktu yang pendek kawan jika kau sedang dilanda kesakitan. Sebaliknya 5 tahun adalah waktu yang sangat pendek jika hari-harimu selalu dikelilingi kebahagian, semangat dan gairah.
“Berani hidup tak takut mati” itulah motto para pejuang.
“Takut mati takut hidup” itulah semboyan yang selalu ada di dadaku.
“Takut hidup mati saja” adalah pilihanku yang selalu ingin kulakukan namun selalu gagal dan sial.
Menderita lahir batinku, menjerit-jerit semua organku : Lambung, Liver, Jantung, Ginjal dan Colon. Hidup seperti Neraka, 5 jahanam tetap saja setia menemaniku, bahkan ketika aku tersenyum ke 5 jahanam itu tak mau kalah, bibirku tersenyum terang tapi hatiku menangis.
13 tahun silam tepatnya Tahun 2008 adalah tahun kegelapan bagiku, sebuah awal kisahku untuk menemukan jalan kesuksesan. Inilah kisah perjalananku seorang lelaki yang bernama Ragil suligar atau biasa dipanggil @liono. Saat itu usiaku masih teen (remaja) dimana pada umumnya remaja identik dengan kesenangan dan keindahan, termasuk keindahan fisik yang biasa dimiliki remaja adalah tubuh bugar dalam kondisi sangat sehat. Namun kesenangan dan keindahan tersebut tak berlaku untukku dimana aku seperti Benjamin Button yang mana usianya masih muda namun tubuhnya tua renta, lemah tak berdaya.
Sudah tak terhitung jumlahnya aku berobat ke setiap ahli pengobatan. Pindah dari 1 dokter ke dokter lain sudah menjadi sego jangan (makanan harian). Mulai dari dokter umum sampai ke spesialis pernah kudatangi. Coba sebutkan ada berapa macam dokter spesialis di indonesia ini kawan? Hampir-hampir pernah kudatangi semua. spesialis THT, spesialis penyakit dalam, spesialis syaraf, spesialis urologi dll pernah kudatangi demi mendapatkan kesembuhan namun mereka semua kompak “kamu baik-baik saja gil, dari hasil cek laboratorium tidak ditemukan penyakit, kamu sehat”. Glodak, semakin stress aku, la wong aku merasa kesakitan kok dibilang sehat.
Lalu aku dianjurkan ke psikolog untuk melakukan terapi psikis, kemungkinan yang sakit bukan fisikku melainkan psikisku. Ternyata sama saja aku dinyatakan sehat Cuma stress berat yang membuatku sakit, solusinya Cuma 1 yaitu Jangan stress berat. Hemmm, kacau nih orang, ngawur-ngawur aku ini stress gara-gara sakitku ga sembuh-sembuh, perut melilit-lilit seperti digigit wedus, kalau buat kencing sakit sekali rasanya nyeri dan panas. Sakit kepala dan muntah-muntah sudah kujalani hampir 5 tahun masak dibilang baik-baik saja dan gara-gara stress, wah ga bener nih orang, bilangku dalam hati.
Bosan aku keluar masuk rumah sakit, bosan aku berobat ke dokter. Aku tak mau berobat lagi, percuma saja tak menunjukan hasil positif, malah sakitku makin parah. Diam aku di kamar, memikirkan kedua ortuku yang sudah sepuh (usia sudah lebih 70), entah sudah berapa ratus juta uang mereka habiskan demi mendapatkan kesehatan untukku. Kini sawah bapak dan emak tinggal sepetak karena yang lain sudah habis dijual untuk biaya pengobatanku.
Aku merasa tak ada artinya lagi hidup, untuk apa hidup kalau tak sedikitpun menikmati kehidupan? Persetan dengan semboyan pesakitan “HIDUP SUDAH UNTUNG” saatnya bermigrasi ke semboyan “Takut hidup mati saja” alias aku harus mati. Ada Bisikan sangat kuat ditelingaku “gil, untuk apa kamu hidup? Bertahun-tahun berobat tak ada hasil malahan sawah bapak emakmu kini mau habis hanya untukmu, kini hutang ortumu menumpuk gara-gara kamu, saudaramu juga ikut susah gara-gara kamu. Sudahlah habisi saja nyawamu agar kamu tak lagi jadi benalu!!”.
Bisikan itu begitu mengerti tentangku, langsung meresap ke otak subconsciousku, otak memerintahkan mata untuk melihat tali rapia di sudut kamarku, tanpa tedeng aling-aling langsung kuraih tali rapia dengan kedua tanganku kemudian kubuat simpul leher yang menggantung di rangka kayu genteng kamarku.
Kumasukkan leherku ke simpul rapia tadi dan bersiap-siap meloncat untuk menghabisi nyawaku. Hiyaa….. aku melompat dari kursi dengan leher terikat tali simpul bunuh diri. KRAKK tubuhku terjatuh di tanah, tapi anehnya aku belum mati. Ternyata sial-sungguh sial tali rapia tadi putus, tak kuat menahan beban badanku yang Cuma 40 kilogram.
Aku tak putus asa, kucoba membuat simpul yang lebih kuat, kulakukan hal yang sama seperti tadi. Saat ingin meloncat tiba-tiba perut keroncongan, terasa sangat lapar. “Sudahlah bunuh dirinya ditunda dulu, makan dulu saja nanti selesai makan dilanjutkan” bisikan lain di telingaku..
Selesai makan datanglah teman-teman dari kampung menjengukku, mereka adalah para pemabok dan gangster kampung. Perlu anda ketahui hampir remaja di kampungku lamongan sini adalah para pemabok, penjudi, penjambret dan pemain wanita. MO limo itu sudah biasa mereka lakukan. Kali ini mereka datang kerumahku dalam rangka menganjurkan agar aku berobat ke Tuk Kaji Bangkak. Tuk kaji bangkak adalah salah satu dukun tersohor di tempatku.
Saran itu aku lakukan, di tempat tuk kaji bangkak aku diterapi dengan dibacakan mantra-mantra hong heng hong wilaheng heng hong, tubuhku diludahi, habis itu dimandikan air 7 rupa atau apalah namanya. Beberapa kali aku melakukan terapi seperti itu tetap saja tidak ada perubahan positif, justru sakitku kian parah.
Galau , Marah, Stress, Frustasi dan Depresi kelima jahanam itu semakin menjadi-jadi, bapak dan emakku sudah tak tahu apa yang harus diperbuat lagi. Ke puskesmas sudah, ke rumah sakit dan dokter sudah bahkan beberapa dokter spesialis juga sudah. Aneka obat-obatan dan jamu-jamuan juga sudah kenyang, namun kian hari kian tak ada harapan. Ke paranormal dan Tuk Kaji Bangkak juga sudah, tak tahu harus kemana lagi aku diobati.
Karena Keuangan bapak dan emak semakin minus, hutang semakin surplus dikirimlah aku ke surabaya di tempat kakak pertamaku. Oleh kakakku diobatkan ke kyai kenalannya, sebut saja kyai itu namanya mukidi. Katanya sih bisa mengobati sakit yang aneh-aneh. Beberapa kali aku dibawa kesana untuk diterapi yang ternyata cara pengobatannya mirip-mirip dengan metode Tuk Kaji bangkak, bedanya orang yang katanya kyai ini penampilannya sangat islami, pakai jubah dan sorban.
“Oh kamu ini sakit karena disantet gil, pantes saja semua dokter tak sanggup mengobatimu, tenang saja serahkan padaku” kata mukidi. Lalu dia menulis rajah-rajah di kertas kemudian memasukkannya ke dalam botol plastik berisi air lalu membacakan jampi-jampi. “Ini obatnya, diminum setiap pagi dan malam ya” perintah mukidi. Kucoba minum air campur kertas tadi, huekkk rasanya ancurrr, suruh minum air kertas MEN, ogahlah MEN, sudahlah ga bener ini pengobatan.
Kuputuskan untuk tak berobat lagi ke mukidi, beberapa kali diobati dan minum air campur kertas rajah malah mules perutku dan makin parah sakitku. Kembali lagi ada bisikan di telingaku “gil, untuk apa kamu hidup? Bertahun-tahun berobat tak ada hasil malahan sawah bapak emakmu kini mau habis hanya untukmu, kini hutang ortumu menumpuk gara-gara kamu, saudaramu juga ikut susah gara-gara kamu. Sudahlah habisi saja nyawamu agar kamu tak lagi jadi benalu!!”.
Secepat kilat kuambil sepeda ontel, kukayuh ke jalan raya dengan 1 tujuan “pokoknya kalau ada truck yang melintas akan kutabrakkan tubuhku biar terlindas truck” itulah tujuannya *MATI*. “Kali ini tidak boleh gagal, percobaan bunuh diri ini harus berhasil” batinku. Namun saat kucoba menabrakkan sepeda ke truck ada bisikan di telingaku untuk mengurungkan niat bunuhdiriku. Namun tak kuhiraukan bisikan baik itu, saat truck lewat dan aku siap-siap menabrak tiba-tiba ban depan meletus spontan hilang kendali dan sepeda oleng DUARR aku terjatuh di got. Truck tetap melaju dan aku tersungkur di dalam got yang bau.
1 bulan kemudian aku pindah ke Mojokerto di rumah kakak keduaku, disinilah aku mulai menemukan titik terang. Bermula dari sebuah majalah Hidayatulloh yang tergeletak di meja tamu. Iseng-iseng kubaca isinya ada informasi yang sama sekali baru di database otakku. *Setiap penyakit itu pasti ada obatnya* Ruqyah, hijamah, Madu itu kata kunci yang sering diulang di majalah itu. Akupun memutuskan untuk ruqyah, dan tak tahu kebetulan atau bukan ternyata aku menemukan peruqyah tepat di depan rumah kakakku di mojokerto.
“Kak, ini ada pengobatan nabi : hijamah, bekam ruqyah katanya bisa mengobati penyakit jenis apapun, aku mau kak” kataku ke kakak kedua.
“Kalau ruqyah ada gil, aku kenal dekat namanya pak yohan, tuh di depan kita rumahnya”.
Ga pake lama meluncurlah kami ke tempat pak yohan.
“Adikku ini sudah punah harapan yo, 5 tahun dia kesakitan. Segala daya upaya telah kami lakukan namun nihil, bahkan dia sudah beberapa kali mau bunuh diri. Barangkali kau punya solusi”.
Pak Yo mendekatkan posisi duduknya ke arahku, mulai ancang-ancang keluar kata dari bibirnya namun kudahului saja seperti rossi yang menyalip marquez. Mendadak dalam pikiranku muncul kesan skeptis dan menganggap remeh pak yo ini. Bagaimana tidak? Penampilannya jauh dari meyakinkan: kaos oblong, celana cingkrang. Jauh sekali dari penampilan dokter, tuk kaji bangkak apalagi yai mukidi yg pakai jubah dan sorban. Benar-benar kesan pertama yang sama sekali tak menggoda.
“Wes mbak muleh wae wong model koyok ngene ra bakal iso nambani” (Sudah kita pulang saja mbak, orang seperti ini tak mungkin bisa ngobati)
Pak yo tersenyum, pelan-pelan dia berpindah posisi duduk di sampingku lalu membaca surat alfatihah. Belum selesai alfatihah dibacakan tiba-tiba tubuhku kejang-kejang. Tak cukup sampai disitu, Tak kuasa aku menahan tangisan, aku menangis sekeras-kerasnya sambil kejang-kejang lalu berguling-guling. Pak yo melanjutkan bacaannya surat al-ikhlas, al-falaq, an-nas. Aku semakin meronta-ronta. Sontak kakakku panik dan mengundang perhatian tetangga sebelah.
Aku merasa bukan diriku sendiri, antara sadar dan tak sadar aku mengamuk dan menghancurkan apa saja di sekitarku. Kakakku ku dorong sampai tersungkur, 4 orang tetangga yang memegangiku pun kewalahan, ke 4 lelaki itu kulempar sampai terpelanting. Entah mengapa tiba-tiba aku memiliki power seperti hulk, padahal badanku kurus kerempeng berat Cuma 40kg tapi memiliki tenaga sedemikian rupa. Sementara pak yo terus membaca ayat2 quran aku semakin marah menjadi-jadi.
“Gil kendalikan dirimu, jangan biarkan jin menguasaimu! Istigfar gil istigfar!” teriak kakakku sedikit ketakutan.
“Hemmm, hua……. hemm hua…… cok jangkrik berhenti kau baca ayat-ayat itu!!” teriakku seperti grandong. “Cukup cukup, panas……panas……….ampun……ampun…..”
Pak Yo terus melanjutkan bacaannya, aku semakin menjadi-jadi, tubuhku meliuk-liuk seperti ular kemudian berganti gaya menjadi harimau sambil mengaum-ngaum, beberapa menit kemudian berubah seperti monyet melompat kesana-kesini seperti sun gokong kesakitan dibacakan mantra oleh tom sancong.
“Ampun………….tobat………cukup……cukup……panas……..panas………” teriakku kepada pak yo.
“Ukhruj ! Ukhruj” kata pak yo.
Beberapa lama kemudian aku batuk-batuk lalu muntah. Tubuhku lemas lalu tertidur dan perlahan aku tersadar. Sekitar 1 jam aku bertarung dengan pak yo. Benar-benar pertarungan seru seperti holyfield vs tyson.
Saat siuman aku melihat pemandangan yang kacau, ruangan yang tadinya rapi sekarang berantakan, baju ke 4 lelaki yg memegangiku semuanya robek dan masih terlihat jelas keringat masih mengucur di kulit mereka. Sementara aku merasa sangat bugar, tubuhku terasa sangat ringan seperti kapas atau seperti son goku saat melepas baju besinya seberat 9 juta ton. Benar-benar enteng.
“Bagaimana rasanya sekarang gil?” tanya pak yohan.
“Uenak banget pak yo, uenteng, seger dan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata”
“Alhamdulilah, mulai sekarang kamu harus jaga ibadahmu, solat 5 waktu jangan sampai bolong, perbanyak zikir di setiap aktifitas. Kuatkan kembali tauhid, hanya kepada Allohlah kita meminta pertolongan. Ketika sakit, berobatlah kepada pengobatan yang halal. Pergi ke dukun tuk kaji bangkak maupun mukidi dengan rajah-rajahnya justru akan menjerumuskanmu dalam kebinasaan. Segala bentuk pelanggaran syariat hanya akan mencelakakan diri kita sendiri, ini baru hukuman di dunia, belum di akhirat kelak!”
“Baik pak yo, saya mau tobat, saya mau sehat” jawabku.
“Dan ingat, yang bisa merubah nasibmu ya kamu sendiri, bersykurlah Alloh masih sayang padamu, kegagalanmu untuk bunuh diri adalah nikmat yang besar dari Alloh. Jika saja kamu sampai mati bunuh diri tamat riwayatmu neraka bersamamu. Alloh sendiri melarang keras bunuh diri di Surat An-Nisa Ayat 29 Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allâh adalah Maha Penyayang kepadamu.
Juga di hadits bukhori 3463 Dahulu ada seorang laki-laki sebelum kamu yang mengalami luka, lalu dia berkeluh kesah, kemudian dia mengambil pisau, lalu dia memotong tangannya. Kemudian darah tidak berhenti mengalir sampai dia mati. Allâh berfirman, ‘Hamba-Ku mendahului-Ku terhadap dirinya, aku haramkan surga baginya”
Nasihat pak yohan begitu mengena, aku bertekad harus meninggalkan dunia hitam. itulah sejarah kelamku semasa kecil di lamongan. Hidup di lingkungan brandal yang tak elok untuk diceritakan : mabok, maling, togel, bermain-main jaelangkungan, berburu hantu dan aneka bentuk kesyirikan lainnya sudah biasa ditempatku sini.
Mabok di diskotik itu klasik, tapi kalau mabok di masjid itu baru asik. Kira-kira begitulah quote terbaik kami waktu itu. Mabuknya di emperan masjid sampai teler, tiduran di masjid sampai subuh, saat adzan terdengar kami bergegas pulang kerumah, benar-benar asik bukan?. Walaupun aku tak pernah setetespun merasakan oplosan atau bermain wanita atau togel dan kawan-kawannya namun ternyata aku ikut dampaknya.
Benarlah sabda Nabi yang diriwayatkan Bukhori : Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.
Pasca diruqyah tubuhku terasa sangat bergairah pantes saja ada tagline sebuah rumah sehat di surabaya “Sehat dengan sunnah hidup penuh gairah”. Benar- benar plong. Namun nikmat sehat ini tak bertahan lama, 3 hari setelah diruqyah pak yo sakitku kambuh lagi, gendruwo dan gerandong kadang-kadang masih muncul menghantuiku. Malahan sekarang muncul hantu nenek konde sambil melet-melet lidahnya dijulurkan. Padahal hantu nenek konde ini sudah lama sekali tak menampakkan diri, aku masih ingat terakhir muncul dia menghantuiku saat aku kelas 5 SD di sendang glondongan saat aku bermain jaelangkuan setelah itu dia tak muncul lagi.
Kembali pak yohan meruqyahku, reaksi kejang-kejang masih ada namun tak sehebat dulu, tiba-tiba tak kuasa aku menahan tawa hihihihi hahaha suara tertawanya mirip seperti mak lampir yg diperankan farida pasha, selang beberapa menit kemudian aku muntah-muntah lalu lemas sebentar lalu tubuh terasa ringan.
Setelah ruqyah yang ke 2 badan lebih ringan, selang 3 hari kumat lagi lalu ruqyah lagi sembuh terus 3 hari kambuh lagi lalu ruqyah lagi habis itu kambuh lagi, sampai-sampai pak yohan hampir jenuh. Ini kok nenek konde ga hilang-hilang, betah banget tinggal di tubuhku. Sembuh kumat sembuh kumat. Pasti ada yang tak beres. Padahal aku sudah menjalankan solat 5 waktu, berusaha menjaga wudu dan berusaha terus berzikir dan belajar membaca alquran.
Intinya saran pak yo bahwa ruqyah terbaik adalah meruqyah diri sendiri dengan menjaga ibadah wajib dan mengamalkan sunnah namun jin tak kunjung keluar. Ruqyah sudah, benda-benda pusaka di lamongan dibakar sudah, melaksanakan ibadah wajib sudah, zikir tiap aktifitas sudah namun tetap saja nenek konde betah dan tak takut diruqyah.
Tak pakai lama rambutku dicukur habis lalu dibekam di kepala sambil diruqyah, setelah bekam dikepala rasanya plong sekali. Setelah itu tubuh terasa lebih bugar dan nenek konde tak lagi menampakkan diri.
Kemudian Pak Yo memberikan resep Nutrisi Herbal yang Bernama Algakolagen. Masyaalloh, Pasca Minum Algakolagen tersebut Badan ini rasanya enteng sekali, perut yang dulunya sakit sekarang taka da keluhan lagi, Sampai berhari-hari rasanya sudah sembuh total, benar benar sehat dan pikiran tenang.
“Algakolagen ini nutrisi halal dan toyyib gil, secara science diformulasikan khusus untuk masalah lambung dan pencernaan, kamu istiqomahkan saja minum ini sebagai ikhtiar dan jangan lupa untuk selalu minta pertolongan Alloh” pesan pak yo padaku.
Dari peristiwa ini banyak pelajaran kudapatkan dari pak yo, aku menyesal dulu kok meremehkan pak yo saat pertama kali berjumpa. Apalagi kakak keduaku sudah mengenal pak yo cukup lama otomatis kecewa dan menyesal bukan main, mengapa kok tidak sejak dulu diruqyah dan dibekam? Mengapa kok tidak sejak dulu minum algakolagen? Padahal produk algakolagen ini sering muncul di beranda FBku.
Bahkan beberapa tokoh nasional seperti KH Toha Yusuf Zakaria(Pimpinan pondok Al Islah Bondowoso), Prof. DR Ridwan Nasir dan Prof Dr Nur Syam (Guru Besar UIN Surabaya), DR. salni, Dokter Wahid dan banyak sekali tokoh-tokoh, dokter dan ilmuwan yang merekomendasikan Algakolagen produk asli anak bangsa ini tapi aku abaikan saja.
Seandainya dulu aku langsung Take Action minum algakolagen dan Ruqyah mungkin aku tidak harus bolak balik ke rumah sakit sampai jenuh lalu pindah ke dukun sampai habis sawah lalu pergi ke tuk kaji bangkak hingga mukidi namun semua tak menunjukkan hasil yg berarti. Yah….. Inilah episode kehidupan yang memang harus kulalui.
Dalam kitab Hilyatul Awliya’ Juz 4 halaman 63 diceritakan bahwa Wahab bin Munabbih berkata:
Tak ada sesuatupun di dunia ini kecuali bermula dari kecil kemudian membesar dan membesar, kecuali MUSIBAH. Khusus untuk musibah, ia mulai dari besar kemudian mengecil dan mengecil.
Kata-kata itu semakin menenangkanku. Segala sesuatunya berawal dari kecil lalu membesar. Bisnis dimulai dari kecil lalu membesar. Manusia lahirnya kecil matinya besar. Tumbuhan, binatang dll berawal kecil lalu membesar. Semuanya berawal dari kecil lalu membesar kecuali MUSIBAH. Bagi sahabat dan saudaraku dan para pembaca status ini yang sedang tertimpa musibah, tenang saja, yakinlah semakin lama musibah akan mengecil untuk kemudian menghilang. Hanya soal waktu saja. Namun, izinkan aku memberi tahu bahwa ada cara jitu untuk melakukan percepatan proses pengecilan musibah itu. Yaitu dengan berdoa, istigfar dan beriktiar mencari solusi.
Begitu juga ingin kusampaikan janganlah kita mudah menghakimi seseorang, jangan meremehkan sesuatu. Awalnya aku menganggap tuk kaji bangkak dan mukidi begitu mempesona dengan tampilannya. Sebaliknya aku meremehkan pak yohan dengan kaos oblong sederhana, sebuah pemandangan ekstrim 180 derajat berbeda lalu kuhubungkan dengan maklumah sabiqoh yang ada dalam otakku, database di memoriku lalu lahirlah persepsi (kesimpulan).
One smile, can start a friendship
One word, can end a fight
One look, can save a relationship
One person can change your life
Artinya:
Satu senyuman, dapat memulai sebuah persahabatan
Satu kata, dapat mengakhiri sebuah pertarungan
Satu tatapan, dapat menyelamatkan sebuah hubungan
Satu orang dapat mengubah hidupmu
Ada banyak hal sederhana yang kita remehkan yang kadangkala menjadi sebab datangnya kebaikan, perbaikan dan nasib baik. Ada banyak hal besar yang kita unggulkan yang kadang kala menjadi sebab datangnya kerusakan, pengrusakan dan nasib rusak. Bukan bermakna tak perlu kita membuat rencana baik, namun jangan pernah kita meremehkan suatu perbuatan baik.
Dari saat itu aku semakin tertarik untuk mempelajari thibbun nabawi dan konsep karnus algakolagen. Tak setiap orang memiliki motivasi untuk mempelajari pengobatan nabi. Kini aku merasa sangat beruntung karena dulu aku pernah menderita sakit menahun yang tak kunjung sembuh. Dari sakit itu melahirkan motivasi untuk terus belajar pengobatan islam walaupun sampai sekarang tak paham-paham. Dibalik rasa sakit itu ternyata Alloh punya rencana indah untukku untuk meraih jalan kesuksesan. Kesuksesan dunia dan akhirat, Insyaalloh.
Dari penderitaan itu kelak Alloh pertemukan aku dengan orang-orang hebat. Contohnya waktu even KULIAH KONSEP KARNUS. Di kuliah itu aku bertemu dengan para survival sakit lambung dan degenerative yang begitu menginspirasi. Aku juga bertemu dengan Profesor DR Ridwan Nasir dan Prof Dr Nur Syam yang ikut mengosongkan gelas belajar tentang pengobatan alami algakolagen. Ada juga DR Salni seorang peneliti dan Dosen di UNSRI, Dr Sugeng Ibrahim M Biomed (pakar Biologi Molekuler) dan banyak sekali orang-orang hebat lainnya, mengingat aku yang bukan siapa-siapa.
Bagi Saudara-saudaraku yang membaca tulisan ini dan tertatik dengan produk AlgaKolagen, silahkan langsung klik di bawah ini:
Copyright © 2021 Alga Kolagen Official | Kisah Pemuda Pembangkit Semangat