Terapi Ruqyah Surabaya

Layanan Terapi

RUQYAH SYAR'IYYAH

USTADZ MUHAMAD NATSIR BAHRI

Pengertian Ruqyah

Ruqyah adalah sebuah terapi dengan membacakan jampi-jampi. Sedangkan Ruqyah Syarโ€™iyah yaitu sebuah terapi syarโ€™i dengan cara membacakan ayat-ayat suci Al-Qurโ€™an dan doa-doa perlindungan yang bersumber dari sunnah Rasulย ๏ทบ. Ruqyah syarโ€™iyah dilakukan oleh seorang muslim, baik untuk tujuan penjagaan dan perlindungan diri sendiri atau orang lain, dari pengaruh buruk pandangan mata manusia dan jin (al-ain) kesurupan, pengaruh sihir, gangguan kejiwaan, dan berbagai penyakit fisik dan hati. Ruqyah juga bertujuan untuk melakukan terapi pengobatan dan penyembuhan bagi orang yang terkena pengaruh, gangguan dan penyakit tersebut.

Terapi Ruqyah merupakan terapi atau pengobatan yang sudah ada di masa jahiliyah. Dan ketika Muhammadย ๏ทบย diutus menjadi Rasulullah, maka ditetapkanlah Ruqyah yang dibolehkan dalam Islam. Allah menurunkan surat al-Falaq dan An-Naas salah satu fungsinya sebagai pencegahan dan terapi bagi orang beriman yang terkena sihir. Diriwayatkan oleh โ€˜Aisyah bahwa Rasulullahย ๏ทบย senantiasa membaca kedua surat tersebut dan meniupkannya pada kedua telapak tangannya, mengusapkan pada kepala dan wajah dan anggota badannya. Dari Abu Said bahwa Rasulullahย ๏ทบย dahulu senantiasa berlindung dari pengaruh mata jin dan manusia, ketika turun dua surat tersebut, Beliau mengganti dengan keduanya dan meninggalkan yang lainnyaโ€ (HR At-Tirmidzi)

Berkata Ibnu Hajar al-Atsqalani dalam Fathul Bari (10/70),โ€ Pengobatan cara nabi tidak diragukan kemampuan menyembuhkannya karena datang dari wahyuโ€. Berkata Ibnul Qoyyim dalam kitab as-Shahihul Burhan, โ€œAl-Qurโ€™an adalah tempat kesembuhan yang sempurna dari semua penyakit hati dan semua penyakit dunia dan akhirat. Jika Allah tidak menyembuhkan Anda dengan al-Qurโ€™an, maka Allah tidak akan menyembuhkan Anda dengan yang lainnyaโ€. Sedangkan yang terkait langsung dengan landasan ruqyah disebutkan dalam beberapa hadits, di antaranya:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจูู‰ ุณูŽุนููŠุฏู ุงู„ู’ุฎูุฏู’ุฑูู‰ูู‘ ุฃูŽู†ูŽู‘ ู†ูŽุงุณู‹ุง ู…ูู†ู’ ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจู ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ๏ทบ ูƒูŽุงู†ููˆุง ูู‰ ุณูŽููŽุฑู ููŽู…ูŽุฑูู‘ูˆุง ุจูุญูŽู‰ูู‘ ู…ูู†ู’ ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงุกู ุงู„ู’ุนูŽุฑูŽุจู ููŽุงุณู’ุชูŽุถูŽุงูููˆู‡ูู…ู’ ููŽู„ูŽู…ู’ ูŠูุถููŠูููˆู‡ูู…ู’. ููŽู‚ูŽุงู„ููˆุง ู„ูŽู‡ูู…ู’ ู‡ูŽู„ู’ ูููŠูƒูู…ู’ ุฑูŽุงู‚ู ููŽุฅูู†ูŽู‘ ุณูŽูŠูู‘ุฏูŽ ุงู„ู’ุญูŽู‰ูู‘ ู„ูŽุฏููŠุบูŒ ุฃูŽูˆู’ ู…ูุตูŽุงุจูŒ. ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ู†ูŽุนูŽู…ู’ ููŽุฃูŽุชูŽุงู‡ู ููŽุฑูŽู‚ูŽุงู‡ู ุจูููŽุงุชูุญูŽุฉู ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ููŽุจูŽุฑูŽุฃูŽ ุงู„ุฑูŽู‘ุฌูู„ู ููŽุฃูุนู’ุทูู‰ูŽ ู‚ูŽุทููŠุนู‹ุง ู…ูู†ู’ ุบูŽู†ูŽู…ู ููŽุฃูŽุจูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู‚ู’ุจูŽู„ูŽู‡ูŽุง. ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุฃูŽุฐู’ูƒูุฑูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู„ูู„ู†ูŽู‘ุจูู‰ูู‘ ๏ทบ. ููŽุฃูŽุชูŽู‰ ุงู„ู†ูŽู‘ุจูู‰ูŽู‘ ๏ทบ ููŽุฐูŽูƒูŽุฑูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู„ูŽู‡ู. ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ูˆูŽุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ู…ูŽุง ุฑูŽู‚ูŽูŠู’ุชู ุฅูู„ุงูŽู‘ ุจูููŽุงุชูุญูŽุฉู ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู. ููŽุชูŽุจูŽุณูŽู‘ู…ูŽ ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ยซ ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูŽุฏู’ุฑูŽุงูƒูŽ ุฃูŽู†ูŽู‘ู‡ูŽุง ุฑูู‚ู’ูŠูŽุฉูŒ ยป. ุซูู…ูŽู‘ ู‚ูŽุงู„ูŽ ยซ ุฎูุฐููˆุง ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงุถู’ุฑูุจููˆุง ู„ูู‰ ุจูุณูŽู‡ู’ู…ู ู…ูŽุนูŽูƒูู…ู’ ยป ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ ูˆู…ุณู„ู…

Dari Abu Saโ€™id Al-Khudri, bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullahย ๏ทบย dahulu berada dalam perjalanan safar, lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk dijamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu. Penduduk kampung tersebut lantas berkata pada para sahabat yang mampir, โ€œApakah di antara kalian ada yang bisa meruqyah karena pembesar kampung tersebut tersengat binatang atau terserang demam.โ€ Di antara para sahabat lantas berkata, โ€œIya ada.โ€ Lalu ia pun mendatangi pembesar tersebut dan ia meruqyahnya dengan membaca surat Al Fatihah. pembesar tersebutpun sembuh. Lalu yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor kambing, namun ia enggan menerimanya -dan disebutkan-, ia mau menerima sampai kisah tadi diceritakan pada Nabiย ๏ทบ. Lalu ia mendatangi Nabiย ๏ทบย dan menceritakan kisahnya tadi pada beliau. Ia berkata, โ€œWahai Rasulullah, aku tidaklah meruqyah kecuali dengan membaca surat Al Fatihah.โ€ Rasulullahย ๏ทบย lantas tersenyum dan berkata, โ€œBagaimana engkau bisa tahu Al Fatihah adalah ruqyah?โ€ Beliau pun bersabda, โ€œAmbil kambing tersebut dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian.โ€ (HR. Bukhari dan Muslim).

ุนูŽู†ู’ ุนูŽูˆู’ูู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุงู„ุฃ ุดู’ุฌูŽุนููŠู‘ู ู‚ูŽุงู„ูŽ: ูƒูู†ู‘ูŽุง ู†ูŽุฑู’ู‚ููŠ ูููŠ ุงู„ู’ุฌูŽุงู‡ูู„ููŠู‘ูŽุฉู ููŽู‚ูู„ู’ู†ูŽุง: ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ูƒูŽูŠู’ููŽ ุชูŽุฑูŽู‰ ูููŠ ุฐูŽู„ููƒูŽุŸ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ: ุงุนู’ุฑูุถููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู‘ูŽ ุฑูู‚ูŽุงูƒูู…ู’ุŒู„ุง ุจูŽุฃู’ุณูŽ ุจูุงู„ุฑู‘ูู‚ูŽู‰ ู…ูŽุง ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ูููŠู‡ู ุดูุฑู’ูƒูŒ

Dari Auf bin Malik al-Asyjaโ€™i berkata, โ€Dahulu kami meruqyah di masa jahiliyah, dan kami bertanya, โ€œ Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu?โ€ Rasulullahย ๏ทบย bersabda, โ€Perlihatkan padaku ruqyah kalian. Tidak apa-apa dengan ruqyah jika tidak mengandung kemusyrikan .โ€ (HR Muslim)

Hukum Ruqyah

Para ulama berpendapat pada dasarnya ruqyah secara umum dilarang, kecuali ruqyah syar’iah. Rasulullahย ๏ทบย bersabda:

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุฑู‘ูู‚ูŽู‰ ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽู…ูŽุงุฆูู…ูŽ ูˆูŽุงู„ุชู‘ููˆูŽู„ูŽุฉูŽ ุดูุฑู’ูƒูŒ

โ€œSesungguhnya Ruqyah, Tamimah dan Tiwalah adalah syirik.โ€(HR. Ahmad dan Abu Dawud)

ู…ูŽู†ู’ ุชูŽุนูŽู„ู‘ูŽู‚ูŽ ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ูˆููƒูู„ูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู

โ€œBarangsiapa yang menggantungkan sesuatu (dengan anggapan bahwa barang tersebut bermanfaat atau dapat melindungi dirinya) maka Allah akan menjadikan orang tersebut selalu bergantung kepadanya.โ€(HR. Ahmad dan At Turmudzi)

ุนู† ุนูู…ู’ุฑูŽุงู† ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู‚ูŽุงู„ูŽ ู†ูŽุจููŠู‘ ุงู„ู„ู‘ู‡ู ๏ทบ : ูŠูŽุฏู’ุฎูู„ู ุงู„ู’ุฌูŽู†ูŽู‘ุฉูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูู…ูŽู‘ุชููŠ ุณูŽุจู’ุนููˆู†ูŽ ุฃูŽู„ู’ูุงู‹ ุจูุบูŽูŠู’ุฑู ุญูุณูŽุงุจู ู‚ูŽุงู„ููˆุง: ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ู‡ูู…ู’ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ู‡ูุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู‡ูู…ู ุงู„ู‘ุฐููŠู†ูŽ ู„ุงูŽ ูŠูŽูƒู’ุชูŽูˆููˆู†ูŽุŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽุชูŽุทูŽูŠูŽู‘ุฑููˆู†ูŽ ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽุณู’ุชูŽุฑู’ู‚ููˆู†ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูŽุจู‘ู‡ูู…ู’ ูŠูŽุชูŽูˆูŽูƒู‘ู„ููˆู†ูŽ

Dari Imran berkata, Rasulullah shalallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda,โ€ Akan masuk surga dari umatku 70 ribu dengan tanpa hisabโ€. Sahabat bertanya, โ€œSiapa mereka wahai Rasulullah ?โ€ Rasulย ๏ทบย bersabda,โ€ Mereka adalah orang yang tidak berobat dengan kay (besi), tidak minta diruqyah dan mereka bertawakkal pada Allahโ€. (HR Bukhari dan Muslim)

Para ulama banyak membicarakan hadits ini, di antaranya yang terkait dengan ruqyah. Ulama sepakat bahwa ruqyah secara umum dilarang, kecuali tidak ada unsur kemusyrikan. Dan mereka juga sepakat membolehkan ruqyah syarโ€™iyah, yaitu membacakan al-Qurโ€™an dan doa-doa maโ€™tsurat lainnya untuk penjagaan dan menyembuhkan penyakit. Disebutkan dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi syarh kitab Sunan at-Tirmidzi.

Kesimpulan hukum ruqyah adalah bahwa jika ruqyah dengan tidak menggunakan Asma Allah, sifat-sifat-Nya, firman-Nya dalam kitab-kitab suci, atau tidak menggunakan bahasa Arab dan meyakini bahwa itu bermanfaat, maka hal itu bagian dari bersandar pada ruqyah. Oleh karenanya dilarang. Dalam konteks inilah Rasulullahย ๏ทบย menyebutkan dalam haditsnya:

ู…ุง ุชูˆูƒู„ ู…ู† ุงุณุชุฑู‚ู‰

โ€Tidaklah bertawakkal orang yang minta diruqyah.โ€ (HR At-Tirmidzi)

Adapun selain itu, seperti berlindung dengan Al-Qurโ€™an, Asma Allah ๏ทป dan ruqyah yang telah diriwayatkan (dalam hadits), maka itu tidak dilarang. Dan dalam konteks ini Rasulullahย ๏ทบย bersabda kepada orang yang meruqyah dengan Al-Qurโ€™an dan mengambil upah :

ู…ู† ุฃุฎุฐ ุจุฑู‚ูŠุฉ ุจุงุทู„ ูู‚ุฏ ุฃุฎุฐุชู ุจุฑู‚ูŠุฉ ุญู‚

โ€Orang mengambil ruqyah dengan batil, sedang saya mengambil ruqyah dengan benar. โ€ (HR At-Tirmidzi)

Imam Hasan Al-Banna berkata, โ€œJimat, mantera, guna-guna, ramalan, perdukunan, penyingkapan perkara ghaib dan sejenisnya merupakan kemungkaran yang wajib diperangi, kecuali ruqyah (mantera) dari ayat-ayat Al-Qurโ€™an atau ruqyah maโ€™tsurah (dari Rasulullah shalallahu โ€˜alaihi wa sallam).โ€

Praktek Ruqyah

Secara umum ruqyah terbagi menjadi dua, ruqyah sesuai dengan nilai-nilai Syariah dan ruqyah yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Syariah. Penjelasannya ada di bawah ini:

Ruqyah sesuai Syariโ€™ah harus sesuai dengan Dhawabit Syariโ€™ah

Ruqyah dan pengobatan yang tidak sesuai Syariah:

Ruqyah Dzatiyah

Rasulullah ๏ทบ dalam berbagai kesempatan menyampaikan kepada para sahabatnya untuk melakukan ruqyah dzatiyah, yaitu seorang mukmin melakukan penjagaan terhadap diri sendiri dari berbagai macam gangguan jin dan sihir. Hal ini lebih utama dari meminta diruqyah orang lain. Dan pada dasarnya setiap orang beriman dapat melakukan ruqyah dzatiyah. Berkata Ibnu Taimiyah dalam Majmuโ€™ Fatawa,โ€ Sesungguhnya tauhid yang lurus dan benar yang dimiliki seorang muslim adalah senjata untuk mengusir syetanโ€.

Beberapa hadits di bawah adalah anjuran Rasulullah ๏ทบ kepada orang beriman untuk melakukan ruqyah dzatiyah:

ู…ู† ู‚ุฑุฃ ุงูŠุฉ ุงู„ูƒุฑุณูŠ ููŠ ุฏุจุฑ ุงู„ุตู„ุงุฉ ุงู„ู…ูƒุชูˆุจุฉ ูƒุงู† ููŠ ุฐู…ุฉ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ู‰ ุงู„ุตู„ุงุฉ ุงู„ุฃุฎุฑู‰

โ€œBarangsiapaย membaca ayat kursiย setelah salat wajib, maka dia berada dalam perlindungan Allah hingga salat berikutnya.โ€ (HR At-Tirmidzi)

ุนูŽู†ู’ ู…ูุนูŽุงุฐู ุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจู’ู†ู ุฎูุจูŽูŠู’ุจู ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฎูŽุฑูŽุฌู’ู†ูŽุง ูููŠ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู ู…ูŽุทููŠุฑูŽุฉู ูˆูŽุธูู„ู’ู…ูŽุฉู ุดูŽุฏููŠุฏูŽุฉู ู†ูŽุทู’ู„ูุจู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูุตูŽู„ู‘ููŠ ู„ูŽู†ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฃูŽุฏู’ุฑูŽูƒู’ุชูู‡ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูู„ู’ ููŽู„ูŽู…ู’ ุฃูŽู‚ูู„ู’ ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ุซูู…ู‘ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูู„ู’ ููŽู„ูŽู…ู’ ุฃูŽู‚ูู„ู’ ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูู„ู’ ููŽู‚ูู„ู’ุชู ู…ูŽุง ุฃูŽู‚ููˆู„ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูู„ู’ ู‚ูู„ู’ ู‡ููˆูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽุญูŽุฏูŒ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุนูŽูˆู‘ูุฐูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุญููŠู†ูŽ ุชูู…ู’ุณููŠ ูˆูŽุชูุตู’ุจูุญู ุซูŽู„ูŽุงุซูŽ ู…ูŽุฑู‘ูŽุงุชู ุชูŽูƒู’ูููŠูƒูŽ ู…ูู†ู’ ูƒูู„ู‘ู ุดูŽูŠู’ุกู

Dari [Mu’adz bin Abdullah bin Khubaib] dari [ayahnya] ia berkata; kami keluar pada malam hari dalam keadaan turun hujan dan sangat gelap, kami meminta Rasulullahย ๏ทบย agar melakukan shalat untuk kami. Abdullah bin Khubaib berkata; kemudian aku mendapati beliau, dan beliau mengatakan: ” Ucapkan!” Namun aku tidak mengatakan apapun. Beliau mengatakan: ” Ucapkan!” Namun aku tidak mengatakan apapun. Beliau mengatakan: “Ucapkan!” Maka aku katakan; apa yang aku katakan? Beliau mengatakan: “Ucapkan: QUL HUWALLAHU AHAD (Surat Al Ikhalsh), dan al-muโ€™awidzatain dua surat pelindung (Al Falaq dan An Naas) ketika sore dan pagi hari sebanyak tiga kali, maka surat tersebut akan melindungimu dari segala mara bahaya.” (HR Abu Dawud, At-tirmidzi dan an-Nasaโ€™i)

ู…ูŽู†ู’ ู‚ูŽุฑูŽุฃูŽ ุจูุงู„ู’ุขูŠูŽุชูŽูŠู’ู†ู ู…ูู†ู’ ุขุฎูุฑู ุณููˆุฑูŽุฉู ุงู„ู’ุจูŽู‚ูŽุฑูŽุฉู ูููŠ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู ูƒูŽููŽุชูŽุงู‡ู

โ€œSiapa yang membaca dua ayat dari akhir surat Al-Baqarah setiap malam, maka cukuplah baginya.โ€ (Muttafaqun โ€˜alaihi)

ู…ูŽู†ู’ ู†ูŽุฒูŽู„ูŽ ู…ูŽู†ู’ุฒู„ุงู‹ ุซูู…ูŽู‘ ู‚ุงู„ูŽ: ุฃุนููˆุฐู ุจููƒูŽู„ูู…ุงุชู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุงู„ุชูŽู‘ุงู…ูŽู‘ุงุชู ู…ูู†ู’ ุดูŽุฑู‘ ู…ูŽุง ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽุŒ ู„ูŽู… ูŠูŽุถูุฑูู‘ู‡ู ุดูŽูŠู’ุกูŒ ุญูŽุชู‰ ูŠูŽุฑู’ุชูŽุญูู„ูŽ ู…ูู†ู’ ู…ูŽู†ู’ุฒูู„ูู‡ู ุฐู„ูƒูŽ

โ€œSiapa yang turun di suatu tempat, kemudian berkata, โ€˜Aโ€™udzu bikalimaatillahit taammaati min syarri maa khalaqโ€™, niscaya tidak ada yang mengganggunya sampai ia pergi dari tempat itu.โ€ (HR Muslim)

Oleh karena itu orang beriman harus senantiasa melakukan ruqyah dzatiyah dalam kesehariannya. Hal-hal yang harus dilakukan dengan ruqyah dzatiyah adalah:

Upah Dari Ruqyah

Para ulama sepakat membolehkan mengambil upah dari mengobati dengan cara ruqyah syarโ€™iyah. Bahkan dalam hadits terkenal tentang para sahabat yang meruqyah kepala suku yang terkena bisa ular, Abu Saโ€™id Al-Khudri berkata, โ€œ Saya tidak bersedia meruqyah sampai kalian memberiku upahโ€. Sehingga dalam kitab Shahih Al-Bukhari, salah satunya memasukkan hadits ini dalam bab al-ijarah. Dalam ujung hadits Abu Said, Rasulullah ๏ทบ bersabda:

ุงู‚ู’ุณูู…ููˆุง ูˆูŽุงุถู’ุฑูุจููˆุง ู„ููŠ ุจูุณูŽู‡ู’ู…ู

โ€œBagilah (upah itu), dan beri aku satu bagian.โ€(Bukhari dan Muslim)

Sedangkan upaya menjadikan pengobatan ruqyah sebagai usaha rutin dan tafarrugh, maka hukumnya sama dengan mengambil upah dari pengobatan yang lainnya. Hal ini karena pengobatan ruqyah membutuhkan waktu yang cukup dan dilakukan secara profesional. Begitu juga para peruqyah dituntut senantiasa meningkatkan ilmu dan keikhlasan/ketaqwaan.

Syekh Abdullah bin Baaz dalam kumpulan ceramah yang berjudul liqo-al ahibbah memfatwakan boleh tafarrugh (bekerja full time) dalam pengobatan ruqyah, beliau beralasan karena terkait dengan maslahat syarโ€™iyat. Demikian juga fatwa syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dalam Liqo-ul qurra membolehkan tafarrugh dalam pengobatan ruqyah.

Namun demikian karena pengobatan ruqyah adalah bagian dari fardhu kifayah dan kebutuhan ummat, maka sebaiknya jangan dijadikan sarana komersial atau bisnis murni, demikian halnya dengan pengurusan jenazah, khutbah, imam shalat, adzan dan iqomah, mengajarkan Al-Qurโ€™an, bimbingan haji dll.

Sikap Dewan Syariah terhadap Ruqyah Syarโ€™iyah

Penutup

Demikian Bayan dan Panduan Ruqyah Dewan Syariah Pusat dibuat untuk membentengi para kader, anggota dan simpatisan dari berbagai macam penyimpangan Syariah.

ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู… ุจุงู„ุตู€ูˆุงุจุŒ ูˆู‡ูˆ ุงู„ู…ูˆูู‚ ุฅู„ู‰ ุฃู‚ูˆู… ุงู„ุทุฑูŠู‚ุŒ ูˆุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†

UNTUK KONSULTASI DAN LAYANAN

RUQYAH SYAR'IYYAH

SILAHKAN HUBUNGI

USTADZ MUHAMAD NATSIR BAHRI