Kemarin Sore kedatangan kawan yang sudah agak lama tidak berjumpa. Kawan ini dulunya pernah menjadi Tim kami di Cakcip, sebagai Driver pengiriman paket. Aku ingin sedikit bercerita kepadamu, agar siapapun kamu pembaca mengambil hikmah dari kisah nyata ini. So, siapkan kopi karena tulisan ini agak panjang tapi dijamin tak akan membosankan.

Aku masih ingat 4 tahun lalu (tahun 2016) ketika aku berkunjung ke kediaman Beliau dalam kondisi Duka. Duka karena kondisi ekonomi terpuruk dan beban hutang, 11 tahun sudah menjalani hari-harinya sebagai pedagang sayur keliling single fighter tanpa karyawan. Berangkat pukul 1 Malam untuk kulakan ke pasar, pulang jam 11 siang, begitu setiap hari selama 11 tahun. Namun Tanda-tanda kesuksesan belum juga datang, bahkan justru terjebak hutang Bank Titil.

Yang lebih mengenaskan, usaha sayurnya di ujung tanduk karena hutang Riba, mungkin bagimu hutang 15 juta tidaklah seberapa, namun bagi Dia angka tersebut sudah lebih dari cukup untuk membuatnya mimpi buruk tiap malam. Tak hanya itu, angka tersebut cukup berkontribusi menurunkan tingkat kesehatannya ke level sakit, lebih tepatnya muntah darah. Nah sekarang aku jadi paham maksud dari pak Heppy Trenggono dengan metode merawat kesehatan dengan “terapi cashflow” dimana fisikmu akan bugar jika cashflow lancar dan sebaliknya fisikmu akan Ambyar jika Cashflow bubar. Hehe.

“sudah kuputuskan untuk pulang kampung pul, mungkin minggu depan” katanya dengan sedih.

“kenapa?” tanyaku.

“sudah tidak memungkinkan lagi hidup di surabaya, costnya terlalu tinggi, usaha sayur sudah mentok, marginnya kurang mendukung, ga kerja ga gajian, fisik juga sudah mulai melemah, pulang adalah jalan satu-satunya”. Katanya mantap.

“bagaimana jika ada jalan lain?” kataku.

“apa itu?” tanyanya padaku.

“hemmm, aku belum tahu”.

Hufff, dia mendesah, “bagaimana dengan bisnis madumu?” tanyanya sedikit mengalihkan tema.

“alhamdulilah, cukup buat makan dan bisa hidup tanpa hutang”

“kamu masih main online online gitu pul?” tanyanya lagi.

“masih, alhamdulilah justru marketnya makin besar sekarang, banyak Niche yang kosong belum ada yang main, tapi aku tetap ajalah jualan madu dan kawan-kawannya”.

“bagaimana kalau aku belajar online di tempatmu sambil kerja disana gitu, kerja bantu apalah gitu yang penting bisa buat makan”. Pintanya penuh harap.

“okelah kalau begitu, bisa jadi ini jalan lain itu, bismillah budal”. Jawabku.

 

Hari berikutnya Beliau datang ke tempatku penuh semangat dan keyakinan, bukti keyakinan tersebut adalah Beliau Hibahkan semua Inventory dan alat pendukung berjualan sayur seperti : rombong, etalase kayu, karung dll kepada temannya yang juga berjualan sayur keliling. Luarr biasa.

“aku sudah yaqin dengan online online ini pul, insyaalloh aku sukses” katanya mantap penuh semangat.

“okelah kalau begitu, yang penting kamu harus rajin praktek, setelah di rumah, harus terus praktek!”

“nganu, tapi aku tidak punya laptop, gimana?”

“ya sudah, ini laptopku kamu bawa aja dulu, nanti kalau sudah bisa beli sendiri, tolong dikembalikan”

 

Luar biasa orang ini, usianya memang sudah 42, namun semangatnya masih 45. Belajar di usia ini tidaklah mudah, apalagi 100 % tidak tahu cara memakai laptop, bagaimana cara menyalakan dan menghidupkan, Blas ra iso. Alahamdullilah berkat ketekunan, jadi terbiasa jadi bisa.

 

7 bulan lamanya belajar sambil bekerja ngojek di cakcip, namun tidak ada tanda-tanda keberhasilan, 1 pun orderan tak kunjung datang. Praktek sudah ugal-ugalan namun Telpon tak kunjung berdendang. Rasa-rasanya ilmu yg saya pelajari dari pak guru @yohan @bejo @nasir @syamsulalam selama ini work, namun kenapa kok ini ga work work?, hati inipun rasanya sudah mulai muncul gelisah.

dan Glodak…. Percikan kegelisahan dalam hatiku akhirnya menular juga ke tokoh utama dalam cerita ini @wakjan

 

“bagaimana ini pul sudah 7 bulan posatang positing, 1 telponpun belum ada yg masuk, apa mungkin aku tidak ditakdirkan sukses disini ya?” tanya pak wakjan.

“Seng Sabar Cak, husnudzon saja, barangkali Alloh ingin memberikan kado Istimewa untukmu, bisa jadi Rezkimu masih dikumpulkan, ditahan-tahan, nah nanti kalau sudah besar baru didistribusikan ke rekeningmu” jawabku agak ragu  dan menghibur biar Dia tak putus asa.

Ajaib, beberapa menit kemudian telpon pak wakjan berdering, ga pake lama langsung diangkat.

“halo pak Wakjan, ini beneran yang jual sabuk?”

“iya bener pak, mau order berapa?”

“harganya berapa pak?”

“per PCS 15.000 pak”

“Ok , saya Order 5.000 Pcs pak, dikirim ke alamat kota BLA BLA BLA, jadi berapa semuanya ? tolong kirim nomor rekeningnya sekarang, segera saya transfer !” dan tut, telponpun ditutup.

Pak Wakjan serasa tak percaya, jangan-jangan ini mimpi, jangan-jangan orang itu Cuma main-main.

“gimana ini pul, masak seriusan barusan? Jangan-jangan orang iseng, jangan-jangan mau nipu, jangan-jangan?”…..

“wes ta lah, kirim saja nomor rekeningmu, kalau orangnya transfer berarti ya serius, gitu aja kok repot” jawabku singkat.

 

Dan Benar, setelah kirim Nomor rekening , tidak sampai setengah jam transferan datang. Nilai transferannya membuat pak wakjan tidak percaya, Allohu akbar, Manjadda Wa jada. Sangat Mudah Bagi Alloh untuk sekedar mengubah angka. Kun Fayakun.

Itulah Jackpot Moment yang kuingat, bahagia melihat moment itu.

Padahal betapa banyak contoh Tokoh dunia yang dulunya bukan siapa-siapa akhirnya menjadi cerita yang menggungah Jiwa.

Siapa yang tak kenal Jackma, puluhan kali ditolak masuk kuliah harvard, puluhan kali melamar pekerjaan tak satupun yang mau menerima, akhirnya berkarir sebagai guru bahasa inggris yang gajinya jauh dari UMR, namun kini Dia jadi Billionaire.

Siapa pula yang tak kenal Jan koum, pendiri WhatsApp, lahir & besar di Ukraina dari keluarga yg relatif miskin. Konon katanya di Saat usia 16 tahun ia nekat pindah ke amerika, demi mengejar apa yang kita kenal sbg “American Dream”. Di usia 17 tahun, ia hanya bisa makan dari jatah pemerintah. Ia nyaris menjadi gelandangan. Tidur beratap langit, beralaskan tanah. Untuk bertahan hidup, dia bekerja sebagai cleaning service supermarket. Hidup begitu pahit, begitu Koum membatin. Hidup mereka kian terjal saat ibunya didiagnosa kanker.

Mereka lalu hidup hanya dgn tunjangan kesehatan seadanya. Koum lalu kuliah di san jose university. Tapi ia milih drop out. Ia lebih suka belajar programming secara otodidak. Karena keahliannya sebagai programer, jan koum, diterima bekerja sebagai engineer di Yahoo. Ia bekerja di yahoo selama 10 tahun. Di sini pula ia berteman akrab dengan brian acton. Mereka berdua bikin WA thn 2009 setelah resign dari Yahoo. Setelah resign dari Yahoo, mereka berdua sempat melamar ke twitter, Pesbuk dan Google namun Ditolak. mereka mungkin menyesal seumur hidup menolak lamaran Koum dan Brian.

Setelah whatsApp resmi dibeli dg harga USD 19 milliar (Rp 223 triliun / Kurs Tahun 2014), Konon kabarnya Jan koum melakukan ritual yang mengharukan… Ia datang ke tempat dimana ia dulu setiap pagi antri untk dapat jatah makan. Saat ia masih remaja miskin berusia 17 tahun, Ia menyandarkan kepalanya ke dinding tempat ia dulu antri. Mengenang saat bahkan untuk makan ia tidak punya uang. Pelan2 air matanya meleleh. Ia tak pernah menyangka perusahaannya dibeli dgn harga Rp 223 triliun dan menorehkan rekor sejarah akuisisi terbesar di sillicon valley pada saat itu.

Ia lalu terkenang ibunya yg sudh meninggal (karena kanker). Ibunya yg rela menjahit baju buat dia demi menghemat. Tak ada uang, nak… Jan koum tercenung. Ia menyesal tak pernah bisa mengabarkan berita ini kepada ibunya. “Di tempat ini, nasib hidup saya pernah dipertaruhkan…”, begitu mungkin Jan koum berbisik dalam hati.

Rezeki mungkin datang dari arah yg tak terduga. Jan Koum si Remaja miskin yang dulu buat makan saja susah bahkan jadi gelandangan kini jadi Billionaire. Bukan hanya Slumdog Millionaire di Fillm India tapi The Real Billionaire kelas Dunia.

 

Cukup Itu saja contohnya, mirip-mirip dengan cerita pak wakjan, mungkin juga mirip-mirip dengan kisah hidupmu wahai para sahabat pesbukku.

 

Memang kita tidak tahu kapan kesuksesan kita itu datang, setiap orang memiliki waktunya masing-masing.

Pak Wakjan ini contohnya, Di usia yang mendekati 50 baru terlihat apa yang orang sebut “kesuksesan” dalam tanda petik.

Masing-Masing kita memiliki waktu sukses yang berbeda, Alloh sudah mendesainnya begitu indah, seperti halnya mendesain zona waktu Indonesia. Ada 3 zona waktu : Indonesia Timur, Indonesia Tengah dan Indonesia Barat.

 

Papua 2 jam lebih awal dari Jakarta, Tapi tidak berarti Jakarta Lambat, atau Papua yang lebih cepat. Keduanya berada di sesuai “Zona Waktu”nya masing-masing.

 

Seseorang masih sendiri/single/jomblo kemudian menikah di usia 20 dan harus menunggu 11 tahun utk memiliki momongan. Ada juga yang baru menikah di usia 30 setahun kemudian sudah punya momongan.

 

Seseorang lulus kuliah di usia 22 tahun, tapi menunggu 5 tahun utk mendapatkan pekerjaan tetap; yang lainnya lulus di usia 27 tahun dan langsung bekerja.

Seseorang menjadi CEO sebuah Perusahaan di usia 25 tahun dan meninggal di usia 50 tahun, saat yg lain menjadi CEO di usia 50 tahun dan hidup hingga usia 90 tahun.

 

Seseorang belajar bahasa Arab sejak usia SD tapi wafat saat usia 45 tahun. Yang lain baru belajar Qur’an di usia 63 tahun, tapi mampu membacanya hingga usia 95 tahun, karena di karuniakan kepadanya usia yang panjang nan berkah.

 

Setiap orang bekerja dan berada sesuai “Zona Waktu”nya masing-masing.

 

Seseorang bisa mencapai banyak hal dengan kecepatannya masing-masing.

Bekerjalah sesuai “Zona Waktu”mu.

 

Kolegamu, teman-teman, adik kelasmu mungkin “tampak” lebih maju. Mungkin yang lainnya “tampak” di belakangmu.

 

Setiap orang di dunia ini berlari di perlombaannya sendiri, jalurnya sendiri, dlm waktunya masing-masing. Allah punya rencana berbeda untuk masing-masing orang.

 

Waktu berbeda untuk setiap orang.

Muhajir Efendi pensiun dari Menteri di usianya yg ke 63, dan Nadiem Makarim Menjadi Mentri di Usia 35

Najib Razak Pensiun dari Perdana Menteri di usia 65, namun Penggantinya Mahatir Muhammad Maju menjadi Perdana Menteri di Usia 90 begitupula Obama pensiun dari presiden di usianya yg ke 55, dan Trump maju di usianya ke 70.

Jangan Iri, Jangan mencela Itulah “Zona Waktu” mereka.

Kamu pun berada di “Zona Waktu” mu sendiri.

 

Kamu tidak terlambat. Kamu tidak lebih cepat. Kamu sangat sangat tepat waktu! Tetaplah kejar keberkahan Allah…agar sampai pada muara kebahagiaan di surgaNya..

 

Kamu sedang berada di “Zona Waktu”mu..

Begitupula dengan pak Wakjan, beliau berada di zona waktunya, ketika kemarin sore bercerita baru saja membeli Tanah Cash, Baru saja beli Pabrik Konveksi Cash dan Baru saja beli innova Diesel Cash, tanpa utang, tanpa cicilan di usianya yang ke 46. Beliau sudah sangat tepat waktu berada di zona waktunya. Begitujuga Aku, menjadi Sopir Mobil barunya Pas sesuai waktunya di usia yang masih anak muda.

Semoga menginspirasi kita semua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *